Pada tahun 1987 pasangan suami istri Sunaryo usaha jual beli pakaian di pasar, karena usaha itu kurang memuaskan maka sunaryo dengan tiga anak melakukan pengamatan di sekitar pasar dan akhirnya menemukan peluang usaha baru sampingan yaitu membuat kripik tempe. 

Sebagai langkah permulaan usahanya, Sunaryo mencoba membuat keripik tempe dalam jumlah terbatas, untuk melihat bagaimana tanggapan dan sambutan masyarakat atas keripik buatanya. Pada mulanya Sunaryo hanya membuat keripik tempe dari empat bungkus plastik. Keripik tersebut di jual di pasar, dititipkan pada warung makan dan di tawarkan pada orang-orang disekitarnya. Pemasaran produk tersebut membuahkan hasil yg memuaskan.

Langkah awal upaya Sunaryo untuk merintis usaha sampingan tersebut yaitu melakukan berbagai percobaan sendiri. Untuk memperoleh bumbu yang tepat dan ketebalan keripik tempe yang ideal, karena ketipisan dalam mengiris tempe juga merupakan salah satu faktor yang menentukan kerenyahan keripik tempe.

    Setelah melihat perkembangan usaha keripik tempe yang dikelolanya cukup mengembirakan. Sunaryo  tertarik untuk mencoba mengembangkan usaha pembuatan keripik paru sapi. Mengingat di Yogya, khususnya di Sleman pembuatan keripik paru masih sangat terbatas.


     Dengan rela dikenalnya produk tersebut oleh masyarakat, pemerintah maupun pesanan mulai berdatangan. Bahkan hasilnya jauh lebih menguntungkan jika di bandingkan dengan menjual pakaian. Melihat peluang yang semakin menguntungkan tersebut, akhirnya pada tahun 1992 Sunaryo menjual tempat toko/kios pakaian yang dimilikinya di Pasar, dan mulai serius mengelola dan mengembangkan usaha pembuatan keripik tersebut. Bahkan dari usaha tersebut mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian warga sekitar tempat tinggalnya, hingga menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Untuk menjaga kelancaran usaha yang ditekuninya, Sunaryo melakukan perluasan usaha yakni dengan membuat rempeyek teri dan rempeyek kacang. Kemudian dilanjutkan pada tahun 2001 juga melakukan perluasan usaha, yakni membuat Rambak tulang cakar ayam. Untuk mengoptimalkan pemasaran tersebut yang ber-merk BANTENG UTAMA, yg telah memiliki nomer registrasi dari dinas kesehatan Sleman, Sunaryo telah melakukan persiapan untuk perluasan pemasaran ke tiap – tiap supermarket yang ada di Yogjakarta dan sekitarnya.

 Tempat pembuatan kripik tersebut sekaligus dijadikan tempat tinggal dan sering kali dijadikan anjang pelatihan. Salah satunya pelatihan kewirausahan bagi karyawan Pertamina yang akan memasuki masa pensiun.

Datangnya tawaran dari tanah seberang tersebut bermula dari oleh – oleh berupa keripik tersebut yang diberikan oleh NY.Hj. Arifin Ilyas untuk pejabat pemda dari Sumatra.
Karena sering dijadikan ajang pelatihan, Sunaryo merelakan sebagian ruangan di rumahnya untuk di jadikan SHOW ROOM, selain di manfaatkan untuk memajang hasil produksinya sendiri, oleh Sunaryo Show Room tersebut juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk menjajakan aneka makanan tradisional yang diproduksi oleh pengusaha makanan yang ada di Sleman.

Keberhasilan Sunaryo dalam merintis dan mengembangkan usaha pembuatan aneka kripik selain karena ketekunannya juga karna adanya dukungan dan pembinanaan dari pemda TK.II Sleman. melalui instansi terkait, pemda TK. II Sleman memberikan pembinaan dibidang pengemasan/packing.

    Selain itu untuk menambah wawasan dan pengetahuan Sunaryo pernah mengikuti study banding  ke Malang dan Semarang. Untuk pembinaan lainnya yang diberikan pemda Sleman adalah dengan melibatkan Sunaryo  dalam berbagai event penyelengaraan pameran seperti sekaten maupun pada penyelenggaraan pasar seni dan industri penyelenggaraan FKY kabupaten Sleman.




Jl Kaliurang Km 8 Banteng Utama no. 29
Sleman Yogyakarta 55581
Tlp (0274) 886180
PRODUK BANTENG UTAMA